2. Peralatan
1. Litter (alas lantai)
Alas
lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang
bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal
litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit
padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan
kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
2. Indukan atau brooder
Alat
ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m
dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang
menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
3. Tempat bertengger (bila perlu)
Tempat
bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan
diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar.
Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari
tempat bertelur.
4. Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat
makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium
atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk
tempat grit dengan kotak khusus
5. Alat-alat rutin
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.
2. Pembibitan
Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya
2. pertumbuhan dan perkembangannya normal
3. ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya.
4. tidak ada lekatan tinja di duburnya
1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day OldChicken)/ayam umur sehari:
1. Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
2. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
3. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
4. Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
5. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
6. Tidak ada letakan tinja diduburnya.
2. Perawatan Bibit dan Calon Induk
Dilakukan
setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi
perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas
Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerah yang
bersangkutan.
3. Pemeliharaan
1. Pemberian Pakan dan Minuman
1.
Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase
starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
1. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
*
kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%,
lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME
2800-3500 Kcal.
*
kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu
minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur
8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66
gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi
jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu
sebesar 1.520 gram.
2. Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
*
kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%;
lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan
energi (ME) 2900-3400 Kcal.
* kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu:
o minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor,
o minggu ke-6 (umur 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor,
o minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan
o minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor.
Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
2. Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
1.
Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada
masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100
ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3
(15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7
liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4
minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada
hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam
air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
2.
Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu
yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6
(37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7
liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor.
Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
2. Pemeliharaan Kandang
Kebersihan
lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha
pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang
ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada
ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari
poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka
bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu
dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera
disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa
maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang
dipelihara.
Hama dan Penyakit :
1. Penyakit
1. Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian:
1. menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;
2.
dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula
Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline,
amprolium, cxaldayocox.
2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala:
ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu,
mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan
yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak
menentu dan lumpuh.
Pengendalian:
1.
menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus,
binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang;
2.
pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa
baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai
sekarang belum ada obatnya.
2. Hama
1. Tungau (kutuan)
Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.
Pengendalian:
1. sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat;
2.
dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang
encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat
sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian
semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan
insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf
40.
Pasca Panen:
1. Stoving
Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang penampungan (Houlding Ground)
2. Pemotongan
Pemotongan
ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan
atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar
kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.
3. Pengulitan atau Pencabutan Bulu
Caranya
ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7-
54,4°C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang
halus dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.
4. Pengeluaran Jeroan
Bagian
bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela)
dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada
daging siap
dimasak dalam kemasan terpisah.
5. Pemotongan Karkas
Kaki
dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai.
Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih,
kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam didinginkan dan
dikemas.